Seperti bola salju yang terus ber - gulung hingga membentuk ukuran yang sangat besar yang akhir nya pecah berkeping - keping setelah menabrak sebuah benda di depan nya atau bisa dianalogikan seperti bom waktu yang sudah diaktifkan waktu nya untuk menghitung mundur dan siap meledak mengeluarkan energi terdahsyat nya dengan menghancurkan benda - benda disekitar nya. Mungkin seperti itu kondisi yang aku rasakan pada saat itu, pertahananku dalam menahan diri runtuh setelah aku merasa ini sudah melewati batas toleransi yang aku miliki. Kondisi setiap orang fokus dengan pekerjaan mereka masing - masing dan aku pun sedang sibuk karena deadline pekerjaan yang sudah tiba, kucari salah satu team ku tersebut ke beberapa tempat kemungkinan dia berada dan akhir nya kulihat sendiri dengan mata kepala ku, bahwa benar ada nya mereka sedang bersantai di waktu yang sama sekali tidak tepat setiap hari nya.
Beberapa kolega ku, membenarkan bahwa seperti itu adanya dan menertawakan aku seperti seorang idiot yang tidak mengerti apa - apa. Padahal sebenar - benar nya aku mengetahui tindakan dan perilaku mereka namun masih berusaha untuk menahan diri. Sebagian dari tim ku membenarkan tindakan ku untuk menegur mereka, kupanggil mereka berdua, kutegur dengan nada suara yang tinggi dan tegas karena selama ini mungkin mereka meremehkan aku sebagai atasan mereka atau mereka mengira aku tidak akan peduli dengan perilaku mereka yang bersantai di jam kerja.
Bila pekerjaan mereka tidak ada atau semua sudah selesai tepat pada waktu nya, tidak ada alasan bagi ku untuk menegur mereka seperti itu. kondisi yang terjadi sebalik nya, pekerjaan inti yang harus nya bisa diselesaikan lebih cepat akhir nya tertunda lagi aku pun masih memberikan toleransi deadline untuk pekerjaan tersebut. Setelah kejadian tersebut aku semakin banyak belajar untuk menjadi seorang leader yang baik.
..Bijaksana bukan berarti memberi kelonggaran tanpa alasan
..Tegas bukan berarti disertai dengan emosi dan amarah
..Welas Asih bukan berarti memaklumi perilaku yang salah
..Cerdas ber-argumentasi bukan seperti tong kosong nyaring bunyi nya..
Komentar
Posting Komentar