Sebagai orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, secara tidak langsung mampu menstimulasi diri kita untuk berpikir lebih visioner kedepan. Walaupun kita meyakini bahwa jalan hidup manusia sudah ada yang mengaturnya dengan baik, tetapi saya dan suami terus berusaha berpikir untuk masa depan putra ABK kami, bagaimana agar putra ABK kami mampu bertahan hidup di dalam lingkungan nya? bagaimana agar putra ABK kami mampu mandiri merawat diri mereka sendiri? siapa yang kelak akan membantu nya bila dia menghadapi sebuah kesulitan? Apakah kelak putra kami mampu memiliki penghasilan sendiri yang dapat mencukupi kebutuhan hidup nya. pertanyaan - pertanyaan tersebut terkadang melintas di dalam pikiran tanpa saya tahu apa jawaban nya. Ber-pasrah diri bagi saya belum pantas untuk dilakukan bila belum diawali dengan usaha yang lebih maksimal, terkdang tanpa kusadari berlinang air mata bersamaan dengan muncul jawaban yang absurd entah dari pikiran ku bagian mana hingga mampu menunjukan gamba